PINDAH KE

www.patenindonesia.com

Selasa, 08 Maret 2011

WIPO: Hak cipta perlu berevolusi dengan realitas teknologi

JAKARTA: Direktur Jenderal The World Intellectual Property Organization (WIPO), Francis Gurry, menegaskan bahwa hak cipta perlu berevolusi dengan realitas teknologi saat ini atau risiko menjadi tidak relevan.

Dia mengatakan hal itu saat berbicara pada konferensi yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Australia dari Universitas Teknologi Queensland (QUT) pada akhir bulan Februari 2011 tentang masa depan hak cipta.

Menurut dia, sebagaimana disampaiken melalui siaran pers WIPO, tidak ada "jawaban ajaib tunggal" bagi pengembangan respon kebijakan yang berhasil terhadap tantangan yang dihadapi hak cipta di era digital.

Namun, tegasnya, perlu kombinasi dari hukum, infrastruktur, perubahan budaya, kolaborasi kelembagaan dan model bisnis yang lebih baik.

Gurry mengatakan pertanyaan utama yang dihadapi evolusi kebijakan hak cipta adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara ketersediaan karya budaya dan harga yang terjangkau serta menjamin keberadaan ekonomi bermartabat bagi pencipta dan penyanyi.

Teknologi digital, menurut dia, memiliki dampak radikal pada keseimbangan itu. "Daripada menolaknya, kita perlu menerima keniscayaan perubahan teknologi,"katanya.

Dia mengemukakan bahwa dalam hal apapun, tidak ada pilihan lain, namun menyesuaikan sistem hak cipta untuk keuntungan alami yang telah berkembang atau akan binasa

Gurry berpendapat ada tiga prinsip utama yang harus mengarahkan pengembangan respon kebijakan yang berhasil. Pertama, adalah netralitas teknologi dan model bisnis yang dikembangkan sebagai tanggapan terhadap teknologi.

Kedua, kelengkapan dan koherensi dalam respons kebijakan. Gurry mengatakan bahwa prasarana adalah sama pentingnya bagian dari solusi sebagai hukum.

Ketiga, untuk jawaban sukses terhadap tantangan digital adalah kesederhanaan membutuhkan lebih banyak hak cipta. “Hak cipta rumit dan kompleks,”katanya. (soe)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar